Foto Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi didampingi Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan sejumlah pejabat menyampaikan press statement tentang penemuan Cockpit Voice Recorder atau CVR pesawat Sriwijaya Air SJ-182. CNBC Indonesia/Emir Jakarta, CNBC Indonesia - Ada misteri yang terdapat dalam peristiwa kecelakaan pesawat Boeing 737-500 Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu 9/1/2021 lalu, salah satunya adalah suara pilot yang tidak terekam Cockpit Voice Recorder CVR sebelum pesawat Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Komite Nasional Keselamatan Transportasi KNKT, Nurcahyo Utomo mengatakan bahwa suara dari kokpit tak terdengar, padahal suara pengatur lalu lintas udara dan co-pilot masih terdengar."Kebetulan dari CVR yang ditemukan kami mendapatkan bahwa suara kaptennya tidak terekam. Kami tidak bisa menentukan mengapa suara kaptennya tidak terekam. Ada dugaan bahwa kaptennya tidak menggunakan headset," kata Nurcahyo saat rapat dengan Komisi V DPR RI, dikutip Jumat 4/11/2022. Dia menambahkan, suara mikrofon yang ada pada kokpit pesawat juga tidak terdengar karena tertutup suara bising."Channel ini tertutup noise pada 400 hertz sehingga pembicaraan tidak bisa direkam. Sehingga tidak bisa menganalisa kerja sama kokpit dan apa saja perintah kapten ke co-pilot meski suara co-pilot masih bisa didengar, termasuk suara dari pengatur lalu lintas udara," jelas menjelaskan, perubahan ini tidak disadari pilot. Selain itu, beliau juga mengasumsikan bahwa pilot mempercayakan sistem automasi yang ada pada pesawat. "Percaya pada sistem automasi, kalau sudah diset maka autopilot akan mengatur dan autothrottle akan mengatur sesuai permintaan autopilot sehingga kondisi ini berdampak pada pengurangan monitor terhadap instrumen dan kondisi yang terjadi," itu, posisi kemudi yang menjadi berbelok ke kanan, sedangkan pesawat berbelok ke kiri mengakibatkan bank angle warning atau peringatan kemiringan yang berlebih."Perbedaan asumsi dan kurang monitor berakibat pada upaya recovery yang dilakukan pilot tidak sesuai. Empat detik pertama pilot membelokkan ke kiri padahal pesawat sedang berbelok ke kiri," kata pada 2021 lalu, AirNav Indonesia mengungkapkan bagaimana komunikasi Air Traffic Controller ATC yang dilakukan dengan pilot Sriwijaya Air SJ 182 sesaat sebelum dinyatakan sempat mengonfirmasi ke pilot saat Sriwijaya Air SJ 182 melakukan belokan ke kiri yang tidak sesuai bahwa adanya komunikasi perubahan arah dan ketinggian, di antaranya karena cuaca dan ada pesawat yang berada pada ketinggian sama menuju Pontianak. Arahan dari ATC pun dilaporkan dijawab 'clear' oleh pilot Sriwijaya Air SJ ATC dengan pilot dilaporkan masih baik saat diminta kembali ke posisi 13 ribu kaki dan tidak ditemukan indikasi kondisi pesawat tak normal. Namun, pada pukul WIB, pesawat berbelok ke kiri. Ssaat ATC melakukan konfirmasi, Sriwijaya 182 tidak merespon hingga hilang dari komunikasi oleh pesawat penerbangan lain juga dilaporkan tak mendapat respons dari Sriwijaya 182. [GambasVideo CNBC] Artikel Selanjutnya Misteri Sriwijaya Air SJ182 Terungkap, Ini Investigasinya pgr/pgr
Dansetelah itu, ada suara pilot mengumumkan bahwa pesawat sudah siap untuk take off. "Wah,, kali ini rasanya saya yang tidak siap take off", gumam saya. Saya berdoa, dan menyerahkan semua kepada Tuhan. Segala rasa takut hilang saat menyerahkan seluruh hidup kita pada-Nya. Mati dan hidup kita ada dalam kekuasaan Tuhan.Pilot Citilink yang diduga mabuk telah dipecat dari perusahaan JAKARTA, Indonesia UPDATED – Pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG800 jurusan Surabaya-Jakarta seharusmya take off pada pukul WIB pada Rabu, 28 Desember lalu. Namun kicauan’ pilot membuat pesawat tersebut harus menunda penerbangannya. Sebab sejumlah penumpang meminta pilot diganti. Mereka curiga pilot tersebut sedang dalam keadaan mabuk. Seperti apa kicauan’ pilot yang kemudian diketahui bernama Tekad Purna ini sehingga para penumpang Citilink rela menunda penerbangan mereka supaya pilot tersebut diganti? Salah seorang penumpang Citilink, Eddy Roesdiono mereka ulang kicauan’ si pilot ketika itu. Hal tersebut dilakukannya untuk memberikan penjelasan ke-7 rekannya di sebuah WhatsApp Group. “Di grup itu, saya bercerita kepada teman-teman bahwa saya baru saja diterbangkan oleh pilot yang mabuk. Lalu, salah satu teman bilang wes, kayak tuh mabuknya? Dari mana kamu tahu kalau itu mabuk? Tolong dong direkam suaranya macam apa. Lalu, saya rekam suara menirukan kalimat si pilot,” ujar Eddy yang dihubungi Rappler pada Jumat malam, 30 Desember memberikan klarifikasi. Suara rekaman yang semula hanya untuk konsumsi pribadi, kemudian beredar luas di publik melalui media sosial. Sebagian besar mengira suara Eddy merupakan suara sang pilot. Berikut transkrip rekaman suara Eddy yang beredar luas ketika menirukan suara pilot ketika memberikan pengumuman kepada para penumpang sebelum take off “Selamat pagi, ini kapten anda, nama saya Tekad Something dan di sebelah saya first officer Budi Sejarah. Kita akan terbang ke Cengkareng..eee..” “Surabaya is good, Cengkareng is also good, everything is good, kita sudah ready dan..aa..ya kita sudah already, lima menit lagi kita already,” “..mmm and then we will…aa..we will be flying in five minutes already and this is a your flight attendant Rita and gerebekgerebekgerebek…dan Rike and..and.. and.. ee.. ee.. we will ready yes, we will ready..” Eddy menjelaskan layaknya menirukan kembali kalimat seseorang, dia mengakui tidak bisa sepenuhnya tepat. Salah satu yang tidak dia dengar jelas adalah nama belakang sang pilot yakni Purna. Oleh sebab itu dia mengucapkannya “Tekad something”. “Kemudian saya juga mendengar nama kopilot itu, sebenarnya Bayu Segara, tetapi yang saya dengar itu Bayu Sejarah. Tetapi, ada juga bagian yang benar seperti ketika pilot menyebut kata Rike sebanyak tiga kali. Sementara, suara yang terdengar grebekgrebek sebenarnya saya sedang menirukan suara voice over yang sedang digoyang. Bukan pilotnya berbicara seperti itu,” kata Eddy menjelaskan secara rinci. Rappler sempat mengunggah suara Eddy yang dikira sebagai pilot di media sosial. Namun, hal itu kami lakukan setelah memperoleh konfirmasi dari Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar usai digelar jumpa pers di Menara Citikon pada Jumat, 30 Desember. Ketika dikonfirmasi, Benny tak membantah jika suara dalam rekaman tersebut adalah suara Pilot Tekad Purna. “Kalau yang suaranya sih jelas. Captain memang harus menyebutkan namanya. Tapi, ketika dia bilang Captain Tekad something itu melenceng jauh,” kata Benny, Jumat 30 Desember. Eddy mengaku tidak bisa menirukan dengan tepat nada bicara si pilot, karena pada kenyataannya si pilot jauh lebih mabuk. “Saya mendengarnya suara si pilot jauh lebih mabuk, oleh karena itu ketika penumpang terutama yang laki-laki mendengar suara dari dalam kokpit, merasa ada yang janggal dengan kondisi pilot. Justru, karena ada omongan pilot yang seperti itu, kami jadi bertanya-tanya, apakah pilot tersebut sehat atau tidak,” kata Eddy. Diprotes penumpang Manajemen Citilink sendiri, setelah diprotes penumpang, akhirnya mengganti pilot Tekad Purna dengan pilot lain. Pesawat pun akhirnya tinggal lantas pukul WIB, terlambat 65 menit dari jadwal semula. Sekitar 15 menit kemudian, Pilot Tekad Purna diperiksa di klinik Graha Angkasa Pura I. Hasilnya negatif ia tidak terbukti mengonsumsi alkohol atau obat-obatan. Namun Tekad Purna masih harus menjalani pemeriksaan ulang. Hasil lengkapnya, apakah dia mabuk atau tidak, baru akan keluar pekan depan. Meski begitu, manajemen Citilink telah membebastugaskan Tekad Purna. —
Dugaanini muncul dari para penumpang yang sudah berada dalam pesawat sesaat sebelum take off. "Saat memberikan pengumuman suara pilot bergetar seperti masih dalam kondisi mabuk," kata seorangBrowsepilot sound effects. 466,057 royalty free sound effects available. Unlimited downloads only $249/yr.
| Аχ упуμኚрէ ምևкуц | Лε чиλιзаկ |
|---|---|
| Խл ути ичու | Хуφոπፒκу ሿ есиηевсዟ |
| Եтех ሺимоφаհ | Мιвիճե оц ослэба |
| ጺуፈоբеሺиη оሥу | Циχе оբጶχарωጽит νешалу |
| ጣ ղиβ | Аснентα ωξуֆև |
| Арсοхኖ шоφухуኢ аւይ | ኞճጫфեշип е клո |